Dalam
dunia kelistrikan, telah dikenal dua jenis beban, yaitu beban linear dan beban
nonlinear.
1.
Beban Linear
Beban
linear adalah beban yang memberikan bentuk keluaran linear atau sama dengan bentuk
masukan, artinya daya yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan
tegangan. Beban linear terdiri dari tiga macam beban, yaitu beban resistif,
beban induktif, dan beban kapasitif.
1.1 Beban Resistif (R)
Beban resistif (R) adalah
beban yang
terdiri dari komponen tahanan yang memiliki satuan ohm saja (resistansi).
Contohnya adalah lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi daya
aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu.
1.2 Beban Induktif (L)
Beban induktif (L) adalah beban yang terdiri dari kumparan
kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator,
dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran phasa
(phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan
oleh energi yang tersimpan berupa medan magnet sehingga membuat phasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.
Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Untuk
menghitung besarnya rektansi induktif (XL), digunakan rumus :
XL = 2pfL
dimana :
XL = reaktansi
induktif (Ohm)
F
= frekuensi
(Hz)
L
= induktansi (Henry)
1.3 Beban Kapasitif (C)
Beban kapasitif (C) adalah beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan
untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical
discharge) pada suatu rangkaian. Komponen
ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini
menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif. Untuk
menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat digunakan rumus:
XC = 1/2pfC
dimana :
XC =
reaktansi
kapasitif (Ohm)
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitansi
(Farad)
2. Beban Non Linier
Beban
non linear adalah beban yang keluarannya tidak sebanding dengan tegangan
masukan, sehingga arus balik melalui kawat netral tidak sama dengan nol. Contoh
beban non linear adalah saklar atau switch
yang terbuat dari bahan semikonduktor, inverter, konverter, dan peralatan
elektronika lainnya. Beban non linear ini akan menghasilkan harmonisa pada
kelipatan bilangan bulat ganjil frekuensi dasar.
Akibat dari fenomena
harmonisa adalah timbulnya arus dari harmonisa yang pada umumnya akan menyebabkan
panas tambahan, kegagalan isolasi, kegagalan operasi, dan lain-lain. Pada sistem
distribusi akan berpengaruh
pada kapasitor bank, transformator distribusi, pemutus
tenaga, dan fuse karena peralatan tersebut dialiri arus beban yang mengandung
harmonisa. Kini telah ditemukan cara untuk mengurangi harmonisa, yaitu
memberikan filter, baik filter pasif, filter aktif atau filter hybrid pada beban
sumber harmonik (beban
non linear) tersebut.
Sehingga mengurangi harmonisa sampai
mencapai batas toleransi
yang diizinkan sehingga
sistem tenaga listrik.
Source :
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1995.
W. D. Stevenson, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga, 1983.
|