Sistem distribusi tenaga listrik adalah suatu
sistem jaringan dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu hubung ke pelanggan.
Secara garis besar, sistem distribusi dibagi menjadi dua bagian, yaitu
distribusi primer dan distribusi sekunder.
2.1.1
A. Distribusi Primer
Distribusi primer yaitu jaringan distribusi
tenaga listrik yang memiliki tegangan 20 kV, yaitu berupa penyulang. Jaringan
ini dimulai dari sisi sekuder trafo daya yang terdapat pada gardu induk hingga
sisi primer pada trafo distribusi. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara,
maupun kabel tanah sesuai dengan
tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan.Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu
radial, loop, spindel, interkoneksi.
1. Jaringan distribusi radial
Bentuk jaringan ini merupakan bentuk dasar,
paling sederhana dan paling banyak digunakan. Catu daya berasal dari satu titik
sumber. Karena adanya pencabangan dalam saluran,
maka arus beban yang mengalir sepanjang saluran menjadi tidak sama besar. Oleh
karena kerapatan arus (beban) pada setiap titik sepanjang saluran ini tidak
sama besar, maka luas penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini
ukurannya tidak harus sama. Dalam artian saluran
utama (yang
berada dekat dengan sumber) yang
menanggung arus beban besar, ukuran penampangnya relatif
besar, dan saluran cabang-cabangnya makin ke ujung dengan arus beban yang
lebih kecil, ukurannya lebih kecil pula. Kelebihan dari
jaringan bentuk radial ini adalah memiliki bentuk
sederhana
dan biaya investasinya relatif
lebih murah.
Sedangkan kekurangan saluran ini adalah penyaluran daya
yang tidak terjamin setiap waktunya. Hal ini disebabkan karena antara titik sumber dan titik beban
hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh rangkaian sesudah titik gangguan akan mengalami pemadaman.
2. Jaringan distribusi ring (loop)
Pada jaringan ini, titik beban memiliki dua alternatif saluran yang berasal berasal
lebih dari satu sumber. Jaringan ini merupakan jaringan dengan bentuk tertutup. Susunan rangkaian penyulang membentuk ring,
yang memungkinkan titik beban dilayani dari dua arah penyulang,
sehingga pelayanan
daya lebih terjamin.
3. Jaringan distribusi spindle
Jaringan spindel
adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola radial dan ring. Spindel terdiri
dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari gardu induk
dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah gardu hubung (GH). Pada sebuah
spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang
cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Penyulang cadangan ini berfungsi bila
terjadi gangguan pada salah satu penyulang
aktif.
4. Saluran radial interkoneksi
Saluran Radial Interkoneksi yaitu
terdiri lebih dari satu saluran radial tunggal yang dilengkapi dengan
LBS/AVS sebagai saklar interkoneksi. Biasanya
digunakan untuk daerah dengan kepadatan beban tinggi dan tidak menuntut
keandalan yang terlalu tinggi.
2.1.1
B. Distribusi Sekunder
Distribusi sekunder adalah jaringan daya
listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah (sistem 380/220 Volt),
yaitu rating yang sama dengan tegangan peralatan yang digunakan oleh pelanggan. Jaringan distribusi sekunder bermula dari
sisi sekunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran)
pelanggan. Pada sistem distribusi sekunder bentuk
saluran umumnya digunakan sistem radial.
Sistem ini bisa menggunakan kabel
yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.
Bila
dilihat dari
cara penyaluran, jumlah kawat dan besar tegangan,
distribusi tegangan AC dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
·
Sistem satu phasa dua kawat 120 Volt
·
Sistem satu phasa tiga kawat 120/240 Volt
·
Sistem tiga phasa empat kawat 120/208 Volt
·
Sistem tiga phasa empat kawat 120/240 Volt
·
Sistem tiga phasa tiga kawat 240 Volt
·
Sistem tiga phasa tiga kawat 480 Volt
·
Sistem tiga phssa empat kawat 240/416 Volt
·
Sistem tiga phasa empat kawat 265/460 Volt
·
Sistem tiga phssa empat kawat 220/380 Volt
Di Indonesia, sistem distribusi yang
digunakan adalah sistem tiga phasa empat kawat, dengan tegangan 220/380 volt.
C. Jenis-Jenis Saluran Distribusi
Berdasarkan
pemasangannya, saluran distribusi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Saluran udara (overhead)
Saluran
udara merupakan salah satu cara penyaluran yang paling sering digunakan. Hal
ini disebabkan karena saluran ini memilki banyak keuntungan, yaitu :
· Lebih mudah dan cepat
dalam menemukan dan perbaikan bila terjadi gangguan.
· Biaya yang murah.
· Tahan lama.
· Lebih mudah untuk melayani
pertumbuhan beban atau pengembangan sistem.
Pada
saluran udara, arus mengalir melalui tahanan berupa resistansi dan reaktansi.
Nilai dari tahanan berupa impedansi ini diperlukan untuk perhitungan jatuh
tegangan, aliran daya, gangguan hubung singkat dan rugi-rugi (losses) saluran.
b. Saluran bawah tanah (underground)
Saluran
bawah tanah mulai dikembangkan saat segi keindahan lingkungan diperhitungkan.
Walaupun dari segi biaya lebih mahal dibandingkan dengan jaringan transmisi
udara, saluran bawah tanah tetap diaplikasikan mengingat keamanan yang lebih
tinggi bagi lingkungan (khususnya di daerah perkotaan yang banyak terdapat
bangunan-bangunan tinggi), dan adanya desakan masyarakat yang khawatirakan
bahaya akibat berada di bawah medan listrik dan medan magnet yang ditimbulkan
oleh saluran udara.
Keuntungan
dari saluran bawah tanah adalah sebagai berikut:
·
Segi keindahan, di mana
penghantar tidak terlihat langsung.
·
Segi keamanan, tidak
mengalami gangguan oleh masyarakat.
·
Jatuh tegangan sangat
kecil karena reaktansi saluran kecil.
Resistansi
kabel merupakan bagian penting sebagai tahanan untuk perhitungan gangguan dan
aliran daya. Nilai resistansi bertambah seiring naiknya temperatur kabel. Pada
kabel bawah tanah, besarnya kapasitansi lebih besar bila dibandingan saluran
udara.
Source :
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1995.
W. D. Stevenson, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga, 1983.
|
0 comments:
Post a Comment