Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
membangkitkan, mentransmisikan, dan mendistribusikan energi listrik dari pusat
pembangkit ke konsumen. Komponen utama dari sistem tenaga listrik adalah pembangkit,
transmisi dan distribusi. Pembangkit adalah tempat mengkonversikan energi
primer menjadi energi listrik. Energi primer ini dapat berupa uap, air, gas,
diesel, angin, matahari ataupun sumber-sumber lainnya.
|
Diagram Satu Garis Sistem Tenaga Listrik
Pembangkit umumnya menghasilkan tenaga listrik
dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator
penaik tegangan (step-up), tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi yang dapat terjadi selama proses
transmisi tenaga listrik. Beberapa sistem tenaga menurunkan level tegangan,
dengan bantuan transformator penurun tegangan (step-down), menjadi tegangan
subtransmisi yaitu sebesar 70 kV. Penurunan tegangan bertujuan untuk mengurangi
resiko yang dapat ditimbulkan oleh tegangan yang terlalu tinggi ketika saluran
transmisi sudah mendekati pemukiman penduduk. Tegangan ini kemudian akan
diturunkan lagi menjadi level tegangan distribusi primer sebesar 20 kV, yang
kemudian akan disalurkan ke konsumen-konsumen besar. Setelah energi listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka tegangannya akan diturunkan
dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan besar tegangan
380/220 Volt.
Source :
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga
Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1995.
W. D. Stevenson, Analisa Sistem
Tenaga Listrik, Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga, 1983.
|
0 comments:
Post a Comment